Tidak semua pasangan dapat memiliki momongan dengan segera. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor ketidaksuburan. Setidaknya 40% faktor ketidaksuburan disebabkan oleh wanita sedangkan 40% lain disebabkan oleh pria, dan sisa 20% karena keduanya.
Sulitnya memiliki momongan dapat
meningkatkan stres pada wanita. Hal ini mungkin dikarenakan lingkungan
masyarakat yang sering mengaitkan ketidaksuburan pada istri bila
pasangan sulit memiliki anak. Meskipun tuduhan itu tidak selalu benar,
tetapi memang risiko infertilitas pada wanita dua kali lipat
infertilitas pada pria. Berikut adalah 15 penyebab utama infertilitas
wanita:
1. Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak
Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh
salpingitis (peradangan tuba falopi). Selain membuat sulit hamil,
salpingitis juga dapat menyebabkan kehamilan di luar kandungan
(ektopik). Penyakit menular seksual (PMS) klamidia dapat menyumbat
saluran tuba falopi yang menyulitkan keluarnya sel telur. Sekitar 70%
sumbatan tuba falopi disebabkan oleh infeksi klamidia.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan
abnormal jaringan implan di luar uterus, yang normalnya hanya tumbuh di
uterus. Endrometriosis dapat menghalangi proses konsepsi dan perlekatan
embrio di dinding uterus.
3. Kelainan Hormon
Kekurangan hormon lutein dan hormon
perangsang folikel dapat menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan
(ovulasi). Kelainan kelenjar hipotalamus-pituitari juga dapat
menyebabkan anomali hormonal yang menghalangi ovulasi.
4. Tumor Pituitari
Tumor yang biasanya jinak ini dapat
merusak sel-sel pelepas hormon di kelenjar pituitari yang membuat siklus
menstruasi terhenti pada wanita atau produksi sperma menurun pada pria.
5. Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)
Prolaktin adalah hormon yang merangsang
produksi ASI. Kelebihan hormon prolaktin dapat mengganggu ovulasi. Bila
seorang wanita banyak mengeluarkan ASI meskipun tidak sedang menyusui,
kemungkinan dia menderita hiperprolaktinemia.
6. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
Sindroma ini ditandai banyaknya kista
ovarium dan produksi androgen (hormon laki-laki) berlebihan, terutama
testosteron. Akibatnya, sel telur sulit matang dan terjebak di folikel
(tidak ovulasi).
7. Menopause Prematur
Menopause prematur terjadi bila wanita
berhenti menstruasi dan folikel ovariumnya menyusut sebelum usia 40
tahun. Kelainan imunitas, radioterapi, kemoterapi dan merokok dapat
memicu kelainan ini.
8. Tumor Rahim (Uterine Fibroids)
Tumor jinak di dinding rahim ini sering
dijumpai pada wanita usia 30-40 tahun. Tumor ini dapat menyebabkan
infertilitas bila menghalangi tuba falopi dan perlekatan telur yang
sudah dibuahi di dinding rahim.
9. Adesi
Adesi (adhesion) adalah sekelompok
jaringan skar yang saling berkait sehingga menyatukan dua permukaan
organ yang normalnya saling terpisah. Adesi yang melibatkan tuba falopi
karena infeksi atau pembedahan dapat menghalangi fungsi ovarium dan tuba
falopi.
10. Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelainan ini menyebabkan kelebihan atau kekurangan hormon tiroid yang mengacaukan siklus menstruasi.
11. Kelainan Anatomi Bawaan
Kelainan bawaan pada organ reproduksi
dapat menyebabkan infertilitas. Kelainan yang disebut Mullerian agenesis
ditandai dengan tidak berkembangnya vagina atau rahim. Wanita dengan
kelainan ini masih dapat punya anak melalui bayi tabung dengan “menyewa”
rahim wanita lain.
12. Merokok
Merokok dapat membahayakan ovarium dan
mengurangi jumlah/kualitas sel telur. Riset menunjukkan wanita perokok
cenderung mengalami menopause lebih awal.
13. Stres
Neurotransmiter (pengirim pesan kimiawi)
bekerja di kelenjar hipotalamus untuk mengendalikan hormon-hormon
reproduksi dan stres. Tingkat hormon stres yang tinggi dapat mengganggu
sistem reproduksi.
14. Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk
Wanita yang terlalu kurus, misalnya para
atlet maraton atau penderita anorexia, dapat kehilangan fungsi
reproduksinya. Kegemukan dapat menyebabkan infertilitas dengan berbagai
cara. Policystic ovarian sydrome (PCOS), misalnya, lebih sering terjadi
pada wanita yang kegemukan.
15. Faktor Lingkungan
Herbisida, pestisida, limbah industri
dan polusi lainnya dapat mempengaruhi fertilitas. Phtalate, zat kimia
untuk melunakkan plastik, diduga dapat mengganggu fungsi hormon-hormon
tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar