Stroke adalah kerusakan otak yang terjadi akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Stroke menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kecacatan atau kematian. Setiap orang, baik pria maupun wanita pasti tidak ingin terkena penyakit ini.
Pada kenyataannya kasus stroke lebih
banyak terjadi pada wanita yang risikonya lebih besar hingga 2 kali
lipat daripada pria. Faktor risiko yang terjadi pada wanita mungkin
seperti komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia dan diabetes
gestational, penggunaan pil KB, dan bahkan penelitian baru menunjukkan
depresi dapat meningkatkan risiko stroke pada wanita hingga 70 persen
dibanding pria yang juga depresi.
Berikut 8 cara mencegah penyakit stroke
pada wanita berdasarkan penelitian terbaru, seperti dilansir prevention,
Rabu (3/10/2012) antara lain:
1. Berjalan sekitar 20 menit sehari
Jangan terlalu mengandalkan kendaraan setiap hari dan luangkan waktu untuk berjalan sekitar 20 menit per hari. Total waktu berjalan hingga 2 jam seminggu dapat mengurangi risiko stroke sebesar 30 persen, menurut sebuah studi terhadap 40.000 wanita yang telah dilakukan selama 12 tahun periode penelitian. Berjalan cepat juga dapat mengurangi kemungkinan stroke hingga hampir 40 persen.
Jangan terlalu mengandalkan kendaraan setiap hari dan luangkan waktu untuk berjalan sekitar 20 menit per hari. Total waktu berjalan hingga 2 jam seminggu dapat mengurangi risiko stroke sebesar 30 persen, menurut sebuah studi terhadap 40.000 wanita yang telah dilakukan selama 12 tahun periode penelitian. Berjalan cepat juga dapat mengurangi kemungkinan stroke hingga hampir 40 persen.
2. Kenali tanda-tanda stres lebih dini dan redakanlah
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap 80.000 wanita, depresi dapat meningkatkan risiko stroke hingga 29 persen. Wanita yang depresi cenderung melakukan kebiasaan yang tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, dan kurang berolahraga.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap 80.000 wanita, depresi dapat meningkatkan risiko stroke hingga 29 persen. Wanita yang depresi cenderung melakukan kebiasaan yang tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, dan kurang berolahraga.
Selain itu juga depresi meningkatkan
risiko masalah medis yang tidak terkontrol, seperti tekanan darah tinggi
dan diabetes, yang juga dapat meningkatkan risiko stroke. Kenali gejala
depresi lebih dini untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
3. Tidur selama 7 jam
Berangkat tidur lebih dari jam 10 malam dan bangun lebih pagi untuk pergi bekerja dapat meningkatkan risiko stroke hingga 63 persen. Studi menunjukkan seseorang 2 kali lebih mungkin mengembangkan sindrom metabolik, yaitu kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko stroke, serta penyakit jantung dan diabetes jika tidurnya kurang dari 7 jam per hari.
Berangkat tidur lebih dari jam 10 malam dan bangun lebih pagi untuk pergi bekerja dapat meningkatkan risiko stroke hingga 63 persen. Studi menunjukkan seseorang 2 kali lebih mungkin mengembangkan sindrom metabolik, yaitu kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko stroke, serta penyakit jantung dan diabetes jika tidurnya kurang dari 7 jam per hari.
4. Memasak dengan minyak zaitun
MInyak zaitun telah diketahui dapat menurunkan risiko serangan jantung dan penelitian baru menunjukkan hal ini juga dapat melindungi seseorang dari stroke. Sebuah studi di Perancis terhadap 7.600 orang dewasa usia lebih dari 65 tahun, menemukan bahwa orang yang teratur menggunakan minyak zaitun mengurangi risiko stroke hingga 40 persen.
MInyak zaitun telah diketahui dapat menurunkan risiko serangan jantung dan penelitian baru menunjukkan hal ini juga dapat melindungi seseorang dari stroke. Sebuah studi di Perancis terhadap 7.600 orang dewasa usia lebih dari 65 tahun, menemukan bahwa orang yang teratur menggunakan minyak zaitun mengurangi risiko stroke hingga 40 persen.
Gunakanlah minyak sehat ini untuk
memanggang, menggoreng, dan menumis masakan atau menuangkannya beberapa
tetes ke dalam salad agar mendapatkan manfaat sehat minyak zaitun untuk
mencegah stroke.
5. Redakan migrain dengan cara alami
Migrain kebanyakan terjadi pada wanita, sehingga tampaknya terkait dengan risiko stroke yang lebih tinggi dibanding pria. Alasannya adalah fluktuasi hormon dan konsumsi obat-obatan untuk meredakannya dapat meningkatkan risiko. Sehingga atasi migrain dengan cara yang lebih alami seperti melalui konsumsi makanan atau dengan manajemen stres.
Migrain kebanyakan terjadi pada wanita, sehingga tampaknya terkait dengan risiko stroke yang lebih tinggi dibanding pria. Alasannya adalah fluktuasi hormon dan konsumsi obat-obatan untuk meredakannya dapat meningkatkan risiko. Sehingga atasi migrain dengan cara yang lebih alami seperti melalui konsumsi makanan atau dengan manajemen stres.
6. Perhatikan detak jantung Anda
Detak jantung yang abnormal misalnya disertai dengan sesak napas ringan dan nyeri dada dapat menjadi tanda-tanda fibrilasi atrium (AF), yang meningkatkan risiko stroke sekitar 5 kali lipat. Jika detak jantung Anda menunjukkan tanda-tanda yang tidak normal, periksakan segera ke dokter untuk mendapatkan obat yang tepat dan untuk menurunkan risiko.
Detak jantung yang abnormal misalnya disertai dengan sesak napas ringan dan nyeri dada dapat menjadi tanda-tanda fibrilasi atrium (AF), yang meningkatkan risiko stroke sekitar 5 kali lipat. Jika detak jantung Anda menunjukkan tanda-tanda yang tidak normal, periksakan segera ke dokter untuk mendapatkan obat yang tepat dan untuk menurunkan risiko.
7. Makan ubi jalar
Ubi jalar, kismis dan pisang sarat akan kalium dan diet makanan yang kaya akan nutrisi ini dapat mengurangi risiko stroke sebesar 20 persen.
Ubi jalar, kismis dan pisang sarat akan kalium dan diet makanan yang kaya akan nutrisi ini dapat mengurangi risiko stroke sebesar 20 persen.
8. Mengelola emosi
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Hypertension menunjukkan bahwa orang yang lekas marah dan agresif mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi terserang stroke.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Hypertension menunjukkan bahwa orang yang lekas marah dan agresif mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi terserang stroke.
Peneliti menemukan bahwa orang yang
memiliki skor tinggi untuk sifat antagonis pada tes kepribadian standar
memiliki penebalan arteri leher yang lebih besar dibanding orang yang
lebih sabar. Penebalan arteri leher merupakan salah satu faktor risiko
stroke.
Sumber: health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar